Jumat, 26 Agustus 2011

AMRAN ZAMZAMI DAN BRIDGE


Amran Zamzami adalah pelopor olahraga bridge di Indonesia.  Tenaga dan pikirannya sepenuhnya dipersembahkan  bagi cabang olahraga ini. Amran mengaku mengenal bridge ketika bergabung di Tentara Pelajar  Resimen II Aceh, dengan pangkat  letnan satu.
   Untuk meneruskan sekolah, awal tahun 1950-an Amran ke Jakarta, tinggal di mes DPR, Jalan Teuku Umar 25. Kesempatannya pun untuk bermain bridge semakin luas. Ia akrab dengan keluarga Manaai Sophian, pecinta bridge. Dari Manaai, ia belajar bridge secara matang. Universitas New South Wales di Sydney, Australia merupakan tempat ia selanjutnya menempuh pendidikan. Di universitas itu lah dia masuk organisasi bridge.
  Dalam organisasi itu Amran semakin berkembang. Maka, biarpun beliau telah pulang ke tanah air, ia tetap lekat dengan olahraga ini. 1970, ia menjadi ketua panitia penyelenggara kejuaraan Timur Jauh (Far East Bridge Federation Championship) ke-14 di Jakarta. Ia juga pembina utama tim Indonesia, yang berhasil meraih kemenangan di berbagai turnamen internasional.
   1977, Amran dipercaya memimpin PB GABSI yang terbentuk 12 Desember 1953 dan berhasil meloloskan bridge untuk dipertandingkan di PON’77 di Jakarta. Maka, wajar jika kemudian, pada September 1985 bersama Bob Hasan (untuk atletik) dan Tahir Djide (bulutangkis), ia menerima penghargaan pemerintah RI sebagai pembina olahraga terbaik.
Prestasi olahraga Bridge Indonesia menggema ketika PB GABSI dikomandani  Wiranto.  Indonesia mampu tampil sebagai tim terkuat di dunia setelah berhasil sebagai juara pertama Grand Prix IOC tahun 2000. Saat itu pula GABSI dinobatkan sebagai organisasi  olahraga terbaik dan Wiranto sebagi pembina terbaik di negeri ini. Tahun 2000 bridge Indonesia menempati peringkat 1 dunia., diatas Italia dan Amerika Serikat. Tim Indonesia saat itu Hengky Lasut/Eddy Manoppo serta Denny Sacul/Franky Karwur.  Sebelum masa Wiranto, prestasi bridge Indonesia juga telah mengharumkan nama bangsa. Tokoh-tokoh nasioanal bridge selain Amran Zamzami adalah HN Sumual, Wisnu Djajengminardo, Jack Rimbuan, Frans Waleleng serta Bob Pangerapan.  Atas jasa mereka, muncul atlet-atlet bridge Indonesia kaliber dunia seperti Hengky Lasut, Eddy Manoppo, Max Agaw, Denny Sacul, Ferdy Waluyan, Yasin Wijaya dan Munawar Sawirudin. Sementara IOC (International Olympic Committee) baru pada tahun 1997 mengakui  wadah olahraga bridge dunia WBF (World Bridge Federation ) diakui sebagai anggota.  Pada Olimpiade musim dingin di Salt Lake City tahun 2002, bridge masuk cabang eksibisi.
Baru pada Olimpiade musim dingin tahun 2006, bridge secara resmi dipertandingkan.  Dengan jurus jitu diharapkan bridge menjadi permainan merakyat, karena banyak yang menilai bridge cenderung terkesan eksklusif karena didominasi oleh klub atau Pengda. Kendalanya dalam memperkenalkan olahraga bridge ini ke sekolah-sekolah adalah masih banyaknya anggapan bahwa bridge itu judi. Sehingga diperlukan upaya ekstra untuk bisa memberi pengertian bahwa bridge adalah olahraga yang dapat dipertanggungjawabkan. 



2 komentar:

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources