Sabtu, 27 Agustus 2011

ANTARA PUKULAN “ANEH” DAN KEULETAN



Iie Sumirat. Ya, dialah pebulutangkis yang menelurkan pukulan aneh sesuai dengan judul diatas.  Beliau merupakan atlet bulutangkis yang dahulu dikenal memiliki pukulan “aneh”. Ia menghadapkan Tang dan Hou pada problema baru, yaitu dengan jenis pukulan yang aneh-aneh. Tang dan Hou terpaksa banyak lari ke pojok-pojok lapangan. 



Permaianan itu dicatat tahun 1976, saat Iie mengalahkan pemain Cina asal Indonesia Tang Hsien Hu (Tong Sinfu) dan Hou Chiachang (Hou Jiachang) dalam kejuaraan Bulu Tangkis Asia di bangkok.

  
 Kini pun itu yang dikembangkan kepada anak didiknya. Taufik Hidayat adalah salah satu pemain yang pada awal-awal pergulatannya dengan bulu tangkis ditangani Lie Sumirat. “Sang maestro pukulan aneh” ini pun masih ingat bagaimana dulu Taufik bermain. “Lihat pukulan backhand lob-nya. Banyak lawan yang susah mengantisipasi pukulan Taufik yang demikian”, kata Iie.




 Menurut Iie ini karena ketika akan melakukan pukulan semacam ini, pegangan raket Taufik diputar sedemikain rupa sehingga arah pukulan jadi berubah. Hanya yang jeli bisa melihat perubahan pegangan tangan Taufik. Khusus bagi Taufik ini, Lie berpendapat, tidak perlu lagi pelatih. “Asal mau latihan fisik lebih berat dan membiasakan lagi pukulan-pukulan istimewanya, prestasi Taufik bisa tinggi dari sekarang”, kata Iie. Iie sendiri belajar pukulan aneh dari pemain-pemain sebelumnya. Diperhatikannya bagaimana mereka memukul, lalu dipraktekkan dengan tambahan-tambahan. “YANG JELAS PERGELANGAN  TANGAN  HARUS KUAT”.



Iie bermain bulutangkis mengikuti keluarganya yang menyenangi olahraga ini. Dia mulai ikut main pada usia 11-12 tahun di rumah kakeknya di jalan Mohamad Toha. Kemudian dia pun mulai serius seperti kakanya Nara Sudjana. Prestasi pun mulai menanjak. 1970 gelar juara direbutnya . Lalu dia masuk pelatnas. Perjalanan luar negeri pertama dilakukannya ke Singapura tahun 1970. 1971 Lie menjadi juara nasional dengan mengalahkan Moh.Yusuf.


  Melanglang buana pun ia mulai. Setelah Singapura, lalu ke India lalu ke All England. Ia juga memperkuat tim Piala Thomas Indonesia, termasuk menjadi pemain tunggal yang mengalahkan Svend Pri. Namun karir Iie tidak lancar. Semangatnya naik turun, demikian juga dengan prestasinya. Beberapa kali Iie tidak mau masuk pelatnas, meski berkali-kali dipanggil. Perlu pendekatan khusus bagi Iie. Ini dilakukan menjelang keberangkatan ke Bangkok 1976 untuk kejuaraan Asia.


Setelah gantung raket, kini Iie menangani latihan pemain-pemain muda. Ia juga terjun ke pusat pendidikan dan latihan (pusdiklat) bagi pemain-pemain Jabar. Klubnya, SGS Elektrik juga ditangni Iie bersama kakanya Nara. 



 (artikel ini kembali diperbaharui karena kesalahan penulisan nama. Seharunya Iie, buka Lie) 
Salam admin :)
 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources