Iie Sumirat. Ya, dialah pebulutangkis yang menelurkan pukulan aneh sesuai dengan judul diatas. Beliau merupakan atlet bulutangkis yang dahulu dikenal memiliki pukulan “aneh”. Ia menghadapkan Tang dan Hou pada problema baru, yaitu dengan jenis pukulan yang aneh-aneh. Tang dan Hou terpaksa banyak lari ke pojok-pojok lapangan.
Permaianan itu dicatat tahun 1976, saat
Iie mengalahkan pemain Cina asal Indonesia Tang Hsien Hu (Tong Sinfu) dan Hou
Chiachang (Hou Jiachang) dalam kejuaraan Bulu Tangkis Asia di bangkok.
Kini pun itu yang dikembangkan
kepada anak didiknya. Taufik Hidayat adalah salah satu pemain yang pada
awal-awal pergulatannya dengan bulu tangkis ditangani Lie Sumirat. “Sang
maestro pukulan aneh” ini pun masih ingat bagaimana dulu Taufik bermain. “Lihat
pukulan backhand lob-nya. Banyak lawan yang susah mengantisipasi pukulan
Taufik yang demikian”, kata Iie.
Menurut
Iie ini karena ketika akan melakukan pukulan semacam ini, pegangan raket Taufik
diputar sedemikain rupa sehingga arah pukulan jadi berubah. Hanya yang jeli
bisa melihat perubahan pegangan tangan Taufik. Khusus bagi Taufik ini, Lie
berpendapat, tidak perlu lagi pelatih. “Asal mau latihan fisik lebih berat dan
membiasakan lagi pukulan-pukulan istimewanya, prestasi Taufik bisa tinggi dari
sekarang”, kata Iie. Iie sendiri belajar pukulan aneh dari pemain-pemain
sebelumnya. Diperhatikannya bagaimana mereka memukul, lalu dipraktekkan dengan
tambahan-tambahan. “YANG JELAS PERGELANGAN TANGAN HARUS KUAT”.
Iie bermain bulutangkis mengikuti
keluarganya yang menyenangi olahraga ini. Dia mulai ikut main pada usia 11-12
tahun di rumah kakeknya di jalan Mohamad Toha. Kemudian dia pun mulai serius
seperti kakanya Nara Sudjana. Prestasi pun mulai menanjak. 1970 gelar juara
direbutnya . Lalu dia masuk pelatnas. Perjalanan luar negeri pertama
dilakukannya ke Singapura tahun 1970. 1971 Lie menjadi juara nasional dengan
mengalahkan Moh.Yusuf.
Melanglang buana pun ia mulai.
Setelah Singapura, lalu ke India lalu ke All England. Ia juga memperkuat tim
Piala Thomas Indonesia, termasuk menjadi pemain tunggal yang mengalahkan Svend
Pri. Namun karir Iie tidak lancar. Semangatnya naik turun, demikian juga dengan
prestasinya. Beberapa kali Iie tidak mau masuk pelatnas, meski berkali-kali
dipanggil. Perlu pendekatan khusus bagi Iie. Ini dilakukan menjelang
keberangkatan ke Bangkok 1976 untuk kejuaraan Asia.
Setelah gantung raket, kini Iie menangani latihan
pemain-pemain muda. Ia juga terjun ke pusat pendidikan dan latihan (pusdiklat)
bagi pemain-pemain Jabar. Klubnya, SGS Elektrik juga ditangni Iie bersama
kakanya Nara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar