Rabu, 31 Agustus 2011

HERMAWAN SUSANTO DAN ANTITESA PEBULUTANGKIS DUNIA



Selintas permainan Hermawan Susanto, suami dari Sarwendah Kusumawardhani yang juga pebulutangkis Indonesia biasa-biasa saja. Tapi kenyataannya justru sering menjadi antitesa bagi permainan pemain-pemain kelas dunia. Salah satu yang merasakannya adalah Zhao Jianhua-pemain andal China yang begitu perkasa di tahun 1990-an.
Banyak yang ketar-ketir bila berhadapan dengan Jianhua. Tapi begitu berhadapan dengan Hermawan, Jianhua mati kutu.
Hal ini terjadi di arena Olimpiade Barcelona 1992. Pada event ini, Hermawan memang hanya merebut medali perunggu, sementara Alan Budikusuma dan Ardy B.Wiranata yang bertemu di final merebut emas dan perak. Tapi banyak orang yakin, kalau Jianhua tidak dijegal dahulu oleh Hermawan di perdelapan final, sulit bagi Alan dan Ardy untuk merebut emas dan perak.
Sampai sekarang kemenangan atas Jianhua masih dikenang Hermawan. Ia tampil sebagai underdog. Tidak dijagokan. Apalagi dalam tujuh kali pertemuan sebelumnya dengan Jianhua, Hermawan selalu kalah.
Tetapi putra dari pebulutangkis Agus Susanto dan Megah Idawati ini tidak mau menyerah. Semangatnya tetap besar. Ambisinya untuk menumbangkan Jianhua juga tetap membara.
“Saya jadi yakin bisa menang, apalagi ini pertemuan kedelapan, angka hoki”, katanya. Benar saja, bermain ringan dia menang 15-2 di game pertama atas si nomor satu dunia dan unggul 14-7 di game kedua. “Saya takabur jadi menggangap enteng lawan. Dia pun bisa mengejar menjadi 14-14. Deuce tiga, saya dapat nol”, katanya.
Optimisme berubah, dia jadi pesimis.namun, semangatnya tumbuh lagi saat istirahat 5 menit dia ditawari ganti celana yang sudah basah kuyup oleh Ricky Subagja. “Kalau ganti celana kamu mainnya jadi lebih bagus,” kata Ricky. Di game ketiga Hermawan yang bermain lebih bebas, unggul 14-7. Ternyata Jianhua bisa menyusul menjadi 14-14. Sejarah seperti akan berulang ketika Jianhua memimpin 14-16. 
ZHAO  JIANHUA
“saya seperti nggak percaya. Benging saja. Mau lempar raket tidak sempat, Cuma menyalami dia saja,” kata Hermawan, yang dalam perjalanan berikutnya kalah oleh Ardy di semifinal.
Sukses Hermawan pun luar biasa, mengingat sebelumnya hampir tidak bisa main di olimpiade. Awal tahun 1992 dia masih nomor 6 di Pelatnas. Prestasinya melorot sehinnga kerap tidak dikirim ke luar negeri. Karena tiap negera hanya boleh diwakili 3 orang, maka ia harus berjuang keras. Dengan biaya sendiri ia ikut dalam berbagai kejuaraann di Eropa. Hasilnya, dia juara di Belanda, finalis di Jerman, dan juara di Denmark. Peringkatnya meroket, tinggal di bawah Ardy dan Alan, di atas Joko Suprianto, Fung Permadi, Bambang Supriyanto.
“Di Denmark saya sempat di suruh mengalah oleh pengurus PBSI karena sudah juara di Belanda dan finalis di Jerman. Tapi saya nggak mau,” kenangnya. Ia saat yunior dinilai begitu potensial sehingga ia sudah diperebutkan oleh dua pabrik raket Pro Kennex dan Yonex. Ia baru bermain bulutangkis di umur 12 tahun karena dia lebih gemar bermain biliar. Suatu saat ia bermain dan oleh tokoh PB Djarum Goo Phoe Thay dinilai berbakat sehingga diminta berlatih di PB Djarum, tempat ayah Hermawan, Agus Susanto, melatih. Perkembangannya pesat. 1983 sudah menjadi juara Piala Munadi, kompetisi bergengsi se-Jawa Tengah. Di seleksi 1984 ia pun sukses, dan 1985 terpilih masuk Pelatnas bersama Alan.
Tidak banyak gelar juara yang didapat pebulutangkis kelahiran Kudus, 24 September 1967 ini  karena ketatnya persaingan. Gelar pertama di dapat di Belanda 1990, mengalahkan Chris Bruil, pemain tuan rumah. Gelar terakhir di Malaysia Terbuka, di Kinabalu, 1997 setelah menundukkan Peter Gade di final. Di luar Olimpiade,prestasi terbesarnya adalah menjadi runner-up kejuraan dunia di Birmingham, Inggris, 1993. Dia sudah yakin jadi juara karena lawan tangguhnya Thomas Stuer Lauridsen di semifinal dn tinggal menghadapi Joko. Ternyata dia kalah. “Mungkin karena saya takabur”. Waktu wartawan bertanya sehari sebelumnya bagaimana rasanya menjadi juara.
Prestasi
  • Medali Perunggu Olimpiade Barcelona 1992
  • Medali Perak Kejuaraan Dunia 1993
  • Juara Malaysia Terbuka 1997
  • Juara AS Terbuka 1995
  • Juara Hongkong Terbuka 1993
  • Juara Belanda Terbuka 1990 dan 1992
  • Juara China Open 1992
  • Juara Denmark Terbuka 1991
  • Juara Taiwan Terbuka 1991 dan 1995
  • Juara Thomas Cup 1994 (Tim Piala Thomas Indonesia)
  • Finalis Singapura Terbuka 1994 dan 1995
  • Finalis Korea Terbuka 1994
  • Finalis Thailand Terbuka 1993
  • Finalis Belanda Terbuka 1991
  • Finalis Taiwan Terbuka 1992
  • Finalis Jerman Terbuka 1991
  • Finalis Finlandia Terbuka 1990
  • Semifinalis Kejuaraan Asia 1997
  • Semifinalis Taiwan Terbuka 1993 dan 1997
  • Semifinalis Kejuaraan All England 1994 dan 1995
  • Semifinalis Jerman Terbuka 1992
  • Semifinalis Indonesia Terbuka 1992
  • Semifinalis Hongkong Terbuka 1989 dan 1991
  • Semifinalis Thailand Terbuka 1990

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources