Jumat, 14 Oktober 2011

Monyet Pun Bisa Beranalogi


Minggu, 25 September 2011 - Hasil studi ini dengan demikian menunjukkan bahwa bahasa tidak diperlukan bagi analogi.

Mengenali hubungan-hubungan di antara hubungan adalah apa yang dimaksud analogi. Lalu apa yang ada di balik kemampuan ini? Apakah hanya dimiliki manusia? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Joël Fagot dari Laboratoire de Psychologie Cognitive (CNRS/Université de Provence) dan Roger Thompson dari College Franklin & Marshall (Amerika Serikat) telah menunjukkan bahwa monyet pun mampu membuat analogi.
Hasil penelitian mereka ini dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science.
Seekor kucing mengurus anak kucing dan seekor burung mengajari terbang untuk mencari makan: meskipun konteksnya berbeda, dua situasi ini adalah serupa dan kita dapat menyimpulkan bahwa kedua kasus melibatkan ibu dan keturunannya. Untuk waktu yang lama para peneliti percaya bahwa jenis penalaran analogis adalah mustahil tanpa adanya bahasa dan bahwa itu hanyalah terbatas pada manusia atau, paling banter, kera besar yang telah diajarkan bahasa. Namun, dua ilmuwan, Joël Fagot dari Laboratoire de Psychologie Cognitive (CNRS/Université de Provence) dan Roger Thompson dari College Franklin & Marshall di Amerika Serikat, telah menunjukkan bahwa monyet pun mampu membuat analogi tanpa bahasa.
Kedua peneliti ini melakukan percobaan pada 29 ekor babon (Papio papio) dari berbagai usia, yang secara bebas bisa melakukan latihan yang sudah diusulkan (ini mewakili sejumlah besar hewan untuk jenis percobaan). Pertama-tama, babon terlebih dahulu diperlihatkan dua bentuk geometris pada layar sentuh, misalnya dua kotak yang sama. Setelah mereka menyentuh salah satu dari bentuk-bentuk ini, dua pasang bentuk lainnya muncul pada layar, seperti: segitiga dan bintang sebagai pasangan pertama dan dua oval identik sebagai pasangan kedua. Untuk berhasil menyelesaikan latihan dan diberi imbalan makanan, hewan itu harus menyentuh pasangan yang mewakili hubungan yang sama (identik atau berbeda).
Dengan kata lain, babon itu harus mendeteksi hubungan di antara hubungan, yang merupakan definisi analogi. Setelah periode pembelajaran intensif mencakup beberapa ribu pengujian, 6 ekor babon secara benar melakukan tugasnya, dengan demikian menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah analogi. Selanjutnya, para peneliti menangguhkan tugas tersebut selama hampir setahun sebelum mengajukannya lagi pada babon. Hewan-hewan ini lalu mempelajari ulang tugas tersebut dengan jauh lebih cepat daripada selama pelatihan awal, yang menunjukkan bahwa mereka mengingat situasi.
Hasil studi ini dengan demikian menunjukkan bahwa bahasa tidak diperlukan bagi analogi. Tapi bagaimana hewan mampu menggunakan keterampilan ini? Kemampuan adaptif, terutama berguna bagi monyet, bisa melayani khususnya dalam mentransfer pengetahuan dari satu bidang ke bidang lainnya.
Kredit: CNRS (Délégation Paris Michel-Ange)
Jurnal: Roger K. R. Thompson and Joël Fagot. Generalized Relational Matching by Guinea Baboons (Papio papio) in two by two-item analogy problems. Psychological Science, 20 September 2011

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources