NICHOLAS McCARTHY, BERMAIN PIANO DENGAN SATU LENGAN

 Kalimat yang cocok untuk menggambarkan semangat pemuda ini adalah tidak ada yang tidak bisa selama kita berusaha.
 

Sungguh besar semangat Nicholas dalam usahanya agar dapat bermain piano walau kondisi fisiknya tidak sempurna.

Dan pemuda ini sangat bagus bagi kita untuk meniru semangat dan usahanya.
 

Nicholas merupakan seorang pianis yang masih muda. Sejak kecil tangan kanannya sudah tidak ada.
Belajar piano dan menjadi seorang pianis bukanlah menjadi tujuan pertamnya. 

 

Mulanya, Nicholas berniat menjadi seorang koki. Tapi pikiran Nicholas berubah, saat ia melihat temannya memainkan lagu Beethoven di piano. Karean itulah, Nicholas pun berlatih dengan keras  pada saat ia usia 17 tahun.

Penolakan pun sempat dialami pemuda ini pada saat ia akan mengikuti tes musik. tidak lain dan tidak bukan karena kekurangan fisiknya. 

"Saya sangat terpukul rasanya karena itu (main piano) adalah yang saya inginkan. Rasanya seperti perjuangan yang sangat sulit, namun membuat saya lebih gigih," ucapnya mengenang penolakan saat ditolak untuk ikut tes musik.

"Ketika saya pertama kali bergabung dengan orkestra, beberapa musisi  tidak percaya saya sedang bermain dengan satu tangan, itu pujian besar bagi saya.”

 

Karena kegigihan dan kerja kerasnya, akhirnya Nicholas diterima dan dialah pianis pertama yang lulus dari sekolah tinggi musik, Royal College of Music, di London.

Nicholas kecil dulunya belajar sendiri memainkan keyboard listrik, tetapi, ia mulai belajar piano saat usia 14 tahun.

Kepala bagian keyboard Royal College, Prof Vanessa Latarche, mengatakan muridnya merupakan inspirasi bagi anak muda lain.

"Ia menjadi inspirasi besar bagi mahasiswa lain untuk menunjukkan apa yang bisa dicapai walaupun defabel," katanya.

 

McCarthy adalah anggota orkestra pertama Inggris untuk kelompok defabel -paraorchestra- yang mengadakan pertunjukan untuk menyambut atlet Para Olimpiade yang datang ke London yang baru saja selesai