Halohha, sobat blog ini, kali ini admin tidak akan membahas mengenai badminton, biar agak beragam gitu. Hehehe. Kali ini admin akan membahas mengenai boling. Ok mari kita lanjutkan.
Bagi penyuka boling, mungkin atlit yang satu ini pasti sudah dikenal. Prestasinya di arena boling tingkat nasional sudah tidak terhitung lagi. Ia juga merupakan atlit boling pertama di Indonesia yang meraih prestsi tertinggi, baik di level Asia maupun di dunia. Di Asian Games XII/1994 di Hirosima, Jepang, Hendro merebut medali perak. Sementara di kejuaraan dunia 1989 dia meraih medali perunggu.
“Perasaan saya waktu di Hirosima antara percaya dan tidak. Soalnya, sejak awal saya tidak ditargetkan meraih medali. Namun dalam batin saya selalu mengatakan masa sudah tiga kali ikut Asian Games tetapi pulang tanpa medali. Tekad itulah yang memotivasi saya dan ternyata berhasil meraih medali perak”, katanya. Bahkan Hendro menilai suksesnya di Hirosima lebih bermakna ketimbang meraih medali perunggu pada kejuaraan dunia.
21 Februari 2005, Hendro genap berusia 54 tahun. Namun, kemampuan anak sulung dari lima bersaudara pasangan Solani Sulistiyo dan Surayanti ini di lintasan boling masih oke. Hal ini dibuktikan dari kejuaraan boling nasional antar master yang berlangsung di Pondok Indah Jakarta 6 Februari , dia masih mampu menenmpati posisi kedua, itupun kalah tipis 1 angka (200-201) dengan lawannya Jansen dalam babak grand final.
“Saya sebetulnya sudah lama mundur sebagai atlet. Kalau toh prestasi saya sekarang ini masih bisa bersaing dengan peboling muda, itu tidak lepas dari disiplin dalam berlatih”, ujar pria kelahiran Jakarta, 21 Februari 1951.
Bicara perkembangan boling di Indonesia sekarang ini, Hendro mengaku dengan semakin menjamurnya boling center semestinya prestasi boling kita bisa lebih baik lagi. Memang sudah ada peboling yunior yang prestasinya mulai kelihatan. Namun prestasi mereka harus ditingkatkan jika ingin berprestasi tinggi minimal di kawasan Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar